Travis Barker's Lawsuit Has Been Settled

Setelah memasukkan berkas tuntutannya ke pengadilan tahun lalu terkait dengan kecelakaan yang dialaminya pada 19 September 2008 di South Carolina, akhirnya pengadilan memberikan penyelesaian terhadap kasus Travis Barker.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, drummer Blink-182 ini mengalami kecelakaan pesawat saat hendak terbang dari South Carolina. Namun masalah teknis yang menyebabkan ban pecah dan kemudian terjadi kebakaran sesaat setelah take off, mengakibatkan empat nyawa melayang sementara Barker dan DJ AM menjadi dua orang yang selamat meski dengan luka bakar yang cukup serius. Empat orang yang tewas adalah dua pilot dan dua orang lainnya yaitu assisten Barker, Chris Baker, dan bodyguard, Charles Still.

Dalam tuntutannya yang dimasukkan pada Bulan November 2008, Barker menunjuk beberapa perusahaan seperti Clay Lacy Aviation, Goodyear Tire & Rubber, Global Exec Aviation sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Sang drummer mengklaim dalam berkas tuntutannya bahwa pesawat yang ia tumpangi itu sudah tidak layak dioperasikan.

"Jika ada kendala seperti itu bukan berarti harus timbul masalah yang bahkan menyebabkan adanya korban, saya rasa Anda harus memberikan ganti rugi,” tegas Barker dalam tuntutannya.

Menurut Barker, kematian DJ AM pada 28 Agustus lalu akibat overdosis fatal, secara tidak langsung juga disebabkan oleh kecelakaan pesawat itu. Namun untuk tuntutannya yang satu ini belum ada penyelesaian.

Selain Barker, Thelma Still, ibu dari salah satu korban tewas, Charles Still juga ikut menuntut pihak-pihak terkait dalam kecelakaan ini. Dan kini mereka berdua sudah mendapatkan penyelesaian dari kasus ini, namun detail penyelesaian ini oleh pengacara kedua belah pihak dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Kasus ini sempat tertunda karena tim yang melakukan investigasi, National Transportation Safety Board butuh waktu untuk menyelesaikan dan menemukan penyebab kecelakaan pesawat ini. Dan dari hasil penyelidikan diketahui bahwa thrust reversers dari pesawat itu tidak dalam posisi yang benar sehingga menyebabkan ban pecah tak lama setelah take off.